Tempat Wisata di Bali

Trunyan Bali atau Desa Trunyan adalah sebuah desa yang terletak di pinggiran danau Batur dengan ketinggian 1.036 meter di atas permukaan laut. Desa Trunyan Bali merupakan bagian dari kawasan wisata Kintamani yang termasuk wilayah kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli berjarak kurang lebih 4 km dari Penelokan atau berjarak sekitar 72 km kearah timur laut dari ibukota Denpasar. 

Desa Trunyan Bali memiliki tradisi yang sangat unik yang dilakukan oleh masyarakat secara turun menurun, yakni menguburkan jenazah dengan cara dibaringkan di atas tanah dalam bahasa Bali disebut "Mepasah" yang dilakukan di salah satu kuburan yang dikenal dengan nama Sema Wayah. Tradisi unik ini sangat dikenal oleh masyarakat lokal dan wisatawan mancanegara sehingga menjadi daya tarik pariwisata. Biasanya, di daerah Bali, orang yang meninggal akan dikubur atau dibakar (ngaben). Namun, sangat berbeda halnya dengan penerus darah keturunan Bali Aga di Desa Trunyan Bali. Orang yang meninggal di Desa Trunyan Bali dibiarkan hingga membusuk menjadi tengkorak di permukaan tanah dangkal berbentuk cekungan panjang dan hanya di tutupi oleh "Ancak Saji" Ancak Saji adalah segitiga yang dibuat dari bambu yang berfungsi untuk melindungi jenazah dari binatang buas.

Tidak jauh dari kuburan terdapat pohon tinggi besar yang disebut dengan pohon Taru Menyan yang berada di pintu masuk menuju kuburan. Dalam bahasa Bali Taru Menyan bermakna  "Taru" berarti pohon dan "menyan" artinya wangi. Menurut keyakinan masyarakat di Desa Trunyan Bali hingga sekarang, pohon itulah yang diyakini mampu menetralisasi bau busuk yang menebar di sekitar kuburan. 

Di Desa Trunyan Bali ternyata tidak semua mayat yang bisa dikuburkan di Sema Wayah, Desa Trunyan. Sema Wayah hanya diperuntukkan bagi orang yang meninggal secara wajar, telah berumah tangga, bujangan, dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal. Sementara bayi yang meninggal akan dikuburkan di lokasi yang berbeda disebut Sema Muda. Begitu pula orang yang meninggal karena kecelakaan akan dikubur di Sema Bantas. Semua sudah dibedakan sesuai aturan dan kaidah yang berlaku di desa tersebut.

Untuk menjangkau Desa Trunyan Bali, pengunjung bisa melalui akses jalur darat berjarak sekitar 45 menit dari Panelokan, atau pengunjung juga dapat melalui akses dermaga di Kedisan dengan menggunakan boat yang telah disiapkan yakni lewat Pelabuhan Kedisan dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dan lewat Desa Trunyan Bali sekitar 15 menit.

Harga tiket boat Rp 500.000 pulang-pergi sekali carter, biasanya sudah satu paket dengan jasa pemandu. Perahu sampan juga tersedia, cocok buat wisatawan yang berpasangan. Pengunjung, baik lokal maupun mancanegara, bebas mengambil foto dari tempat tengkorak dibaringkan. 

Berkunjung ke Desa Trunyan Bali bisa dijadikan satu paket tur ketika Anda sedang berkunjung ke Kintamani dan Danau Batur. Dari setiap sudut mana pun, Gunung Batur akan menyajikan daya pesonanya yang menyimpan tradisi unik. Kesibukan masyarakat mencari ikan dan mengurus keramba ikan adalah pekerjaan sehari-hari penduduk lokal di sana.